Jumat, 11 Mei 2012

Cosplayer Amatir atau Profesional? Atau...

Oleh: Zhuge Kamiya, Blog Owner

(Only Bahasa Indonesia, will translate later..^^)

Artikel ini saya buat berdasarkan pemikiran saya selama beberapa waktu ketika saya membuat kostum bersama rekan saya Konnichi Kurenai. Sesuai judulnya, saya hanya ingin memandang, sejauh mana pandangan kita terhadap cosplay. Apakah kita memandang serius sehingga kita cenderung ke arah profesional atau kah hanya menganggap cosplay sebuah hal yang sifatnya bersenang-senang. Yang pasti saya menilis artikel ini bukan ingin disebut sebagai cosplayer pro, karena non-cosplayer pun bisa menulis seperti ini mah. Namun hanya sebagai sarana berbagi pendapat sebagai sesama cosplayer Amatir.

Mari kita bandingkan antara Cosplayer Profesional dan Cosplayer Amatir melalui artikel ini. Oke, pertama-tama saya ingin menjelaskan seperti apa itu cosplayer profesional.

Cosplayer Profesional (Cosplayer Pro)

mengacu pada istilahnya profesional menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah 

"[a] (1) bersangkutan dng profesi; (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --; (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir): pertandingan tinju --

Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/profesional#ixzz1uXMFnqTd"

maka definisi yang saya ambil adalah cosplayer yang harus dibayar dalam melakukan cosplay, hal ini mengacu pembahasan artikel ini tentunya. Lantas hal apa saja yang menunjukkan bahwa seorang cosplayer itu disebut profesional? berikut ini saya jabarkan beberapa poin tentang hal tersebut mengacu pada sumber yang dapat.

1. Purpose
Tujuan cosplayer profesional sudah pasti adalah uang, namanya juga dibayar. Dan kalo sudah bertujuan seperti itu maka seluruh aktivitas akan di fokuskan untuk mencari uang sebagai profesi tentunya. Maka aspek seperti marketing, promosi, kerjasama dan lainnya akan masuk kedalamnya.

2. Manajerial
Setiap individu yang bersifat profesional pasti dinaungi oleh manajemen atau lembaga yang resmi/ legal, seperti halnya guru, karyawan, dll. Yang sifatnya self-employment mun tetap harus memiliki surat izin kan?. Hal ini menunjukkan bahwa profesi tersebut diakui dan memiliki kekuatan dimata hukum. Manajemen pula mengatur dan mengkondisikan seorang cosplayer profesional mencapai poin nomor 1. Jangan kaget jika manajerial cosplay lebih mirip kepada manajerial showbiz, karena cosplay memang sifatnya memang entertain.

3. Image
Cosplayer profesional tentu akan memiliki posisi dan peran lebih terhadap publik. Seperti hal nya entertainer lainnya, Image ini pula yang menjadi acuan dimata publik. Hal ini terjadi mengacu pada poin nomor 1, dimana aspek promosi dan marketing jelas menjadi hal yang utama. Seorang cosplayer profesional hampir pasti memiliki fans dan hater, untuk itu image perlu dibuat agar berbeda dengan cosplayer biasa dan sudah menjadi tuntutan dimana sikap dan tingkah laku diberi batasan. Untuk hal ini bayangkan saja Kaname atau Alodia.

4. Etos Kerja
Etos kerja ialah bagamana sikap seseorang bekerja. Seorang profesional tentu bekerja sesuai dengan kontrak yang dia sepakati. banyak hal yang mengikat dan terbatasi namun hal itu memang tuntutan agar poin nomor 1 tercapai. Patuh kepada peraturan dan menjalani sanksi termasuk dalam etos kerja profesional.

5. Etika dan Sikap
Ini yang harus dicermati karena sebagai entertainer profesional, hal ini lah yang sangat sensitif dan bersinggungan langsung dengan publik . Oleh karena itu, cosplayer profesional dituntut mampu menjaga etika dan sikap sesuai dengan poin nomor 2. Sikap dan etika akan mempengaruhi opini publik tentunya. Termasuk bersikap dalam media jejaring sosial. Berikut ini contoh hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang profeisonal.
Status update kurang ber-etika profesional
  • Status saling sayang yang dianggap berlebihan dan mengganggu.
  • Status mengumpat
  • Status mesum baik eksplisit maupun implisit
  • Status yang menunjukkan kebencian atau amarah pada individu atau kelompok tertentu, baik eksplisit maupun implisit, baik frontal maupun pasif-agresif (menyindir)
  • Status yang mengandung SARA, termasuk yang menunjukkan ketidaksukaan terhadap orientasi seksual atau aktivisme politis tertentu
  • Status berbau kekerasan yang berlebihan
  • Status frustrasi dan/atau depresi yang berlebihan
  • Status berantem sama pacar atau sahabat, atau siapapun
  • Status yang memamerkan sakit secara fisik, baik berupa keluhan maupun bukan
  • Status yang memojokkan kelompok tertentu
  • Status yang dapat dianggap terlampau congkak oleh orang lain, walaupun sok rendah hati
Dan mereka pun dituntut untuk menjaga kondisi dan kemapuan mereka agar tidak ada penurunan sehingga tidak melanggar apa yang telah disepakati. Untuk hal ini, liat saja bagaimana seorang Kaname bertindak dan bersikap.

Cosplay Amatir
Lantas cosplayer Amatir itu seperti apa?menurut kamus besar bahasa Indonesia, amatir itu ialah

"[n] kegiatan yg dilakukan atas dasar kesenangan dan bukan untuk memperoleh nafkah, msl orang yg bermain musik, melukis, menari, bermain tinju, sepak bola sbg kesenangan

Yah, jadi jelas! Cosplayer amatir itu seperti kita sekarang. Kebalikan dari cosplayer profesional. Semua bisa kita lakukan, tidak ada batasan. Tujuan kita hanya bersenang-senang

kesimpulan

Nah, lantas di Indonesia ada cosplayer Profesional? Belum ada, yang ada cosplayer Amatir dan Semi-profesional. Dimana mereka menjadi profesional yang sifatnya sementara (durasi kontrak 3 bulan ke bawah atau bahkan tanpa ikatan kontrak namun mereka dibayar).

Hal yang harus dihindari adalah, cosplayer yang masih Amatir kemudian menjadi Semi-Profesional, tapi mereka berfikir bahwa mereka sudah Profesional secara penuh. Padahal seperti penjabaran diatas, tuntutan menjadi seorang Profesional itu sangat tinggi.

Dan cosplay di indonesia sendiri masih bersifat hobi dan amatir, jadi akan salah jika cosplayer berpikiran:
- Pensiun dari cosplay adalah hal yang dipandang serius. Padahal profesional pun belum, tapi seolah seperti pensiun dari sebuah pekerjaan.
- Saling ingin mengalahkan antara cosplayer dalam kompetisi agar dipandang orang bahwa dia yang terbaik. Padahal tujuannya apa? Kalo dalam sudut pandang profesional, tentu hal tersebut bisa terjadi, karena tujuan kita adalah materi/ uang. Namun, untuk sudut pandang amatir, hal itu tidak tepat, karena cosplay tidak hanya sekedar kompetisi saja, banyak aspek lain tercakup didalamnya. Toh, sebenarnya setelah mengalahkan juga tidak ada hal yang berarti hanya menambah koleksi prestasi saja, apalagi yang jadi target kita itu sebenarnya gak peduli. Kenapa tidak kita bermotivasi kepada diri sendiri saja, sebagai yang terbaik yaitu mengalahkan kekurangan diri sendiri. dan mungkin akan lebih bagus jika kata "saling mengalahkan antara cosplayer" diganti menjadi "saling ingin memenangkan kompetisi antara cosplayer"
- Menganggap diri sudah profesional hanya karena pernah dibayar atau mengikuti kompetisi Internasional. Padahal baru sampai tahap Semi-Profesional juga mungkin, tapi sudah berpikir begitu, itu pun tidak diikuti etos kerja dan sikap profesional yang benar. Jadi, sebenarnya masih tetap saja amatir.
- Menganggap seseorang cosplayer yang cosplaynya bagus itu adalah seorang profesional. Nah, pertanyaannya, apakah cosplayer tersebut sudah sesuai dengan syarat menjadi seorang cosplayer profesional? jika belum berarti bukan, dia hanya cosplayer amatir yang memiliki pengetahuan lebih dan mampu membuat kostum yang bagus. Jadi pada dasarnya sama saja dengan kita, malah akan lebih baik jika kita bisa menimba pengetahuan dan pengalaman dari dia.



So, sekarang apa yang akan kalian pilih?
Menjadi Profesional? silahkan ikuti poin-poin diatas, dan bersikaplah profesional kemudian raih lah cita-citamu

Menjadi Amatir? silahkan nikmati saja dan hindari sikap yang tinggi hati dengan merasa bahwa dirinya profesional atau seolah memiliki image seorang profesional padahal sikap masih amatir.
Namun belajar beretos kerja, etika dan sikap seperti profesional tidaklah buruk. Seorang amatir yang bisa bersikap profesional sebenarnya ibarat sebuah mutiara yang terpendam. Jadi, selamat belajar menjadi seorang yang profesional dan kompeten.

Sekali lagi saya pribadi sangat tidak ingin disebut sebagai cosplayer profesional oleh siapapun karena saya masih amatir, seringkali saya masih melanggar banyak sikap profesional. Saya hanya cosplayer biasa, saya sendiri masih menganggap cosplay adalah sebuah kesenangan dan saya berpikir semua cosplayer di Indonesia sama, menganggap cosplay sebagai hobi atau aktivitas untuk kesenangan dan mengisi waktu luang.


Hidup Cosplay Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar