Kamis, 10 Mei 2012

Mengamankan dengan Tepat

 Oleh: Zhuge Kamiya, Blog Owner

(Only Bahasa Indonesia, will translate later..^^)

Beberapa waktu lalu saya menemukan sebuah kejadian menarik dalam sebuah acara cosplay yaitu adanya pembatasan oleh panitia terhadap partisipan (peserta dan pengunjung). Ya, saat acara tersebut panitia atau lebih tepatnya bagian keamanan membatasi tempat-tempat tertentu untuk digunakan partisipan hanya untuk sekedar duduk atau berfoto. Namun, yang tidak kalah bagusnya adalah sikap dan cara berbahasa pihak keamanan tersebut terhadap partisipan, yang saya kira kurang begitu santun. Saya pribadi sebagai orang yang lebih tua dan dewasa dari para panitia tadi ingin menyampaikan melalui tulisan ini, beberapa kritik dan saran mengenai hal tersebut agar di kemudian hari rekan panitia kegiatan terutama yang berkaitan dengan acara sekolah atau kampus dapat mengevaluasi. Mohon diperhatikan dan dipertimbangkan.

Pertama, dalam melaksanakan sebuah acara, sikap dan bahasa yang digunakan harus lah santun karena sebagai tuan rumah sudah jelas harus ramah terhadap tamu. Apalagi dalam acara tersebut semua orang masuk, tanpa mengenal umur, gender, latar belakang pendidikan, status, dan lain-lain. Namun apa yang terjadi jika panitia yang ternyata lebih muda usianya tidak santun terhadap partisipan yang usianya lebih tua dari panitia tersebut. Gunakan basa basi yang baik karena kita menganut budaya timur yang ramah. (Jangan lupa penggunaan bahasa menunjukkan status sosial dan latar belakang pendidikan seseorang.) Kemudian sikap, apakah dalam menegakkan sebuah aturan tidak harus di iringi dengan senyuman? Atau menunjukkan sikap persahabatan? Saya kira aturan akan semakin mudah ditegakkan jika sikap kita dibuat agar membuat orang lain nyaman dalam mematuhi aturan yang berlaku. Aturan memang sifatnya memaksa namun aplikasinya dan penerapannya tidak harus memaksa, ada berbagai cara dalam menerapkan aturan agar dipatuhi, salah satunya dengan pendekatan kompromis.

Kedua, sudah tidak dipungkiri lagi, partisipan acara (cosplayer,dll) memang cukup sulit untuk di atur apalagi yang jumlahnya banyak, namun partisipan pun memiliki panca indra, mereka mampu melihat, mendengar dan merasakan. Jika ingin membatasi, hal pertama yang harus dilakukan dalam acara yang sifatnya massal ialah dengan memasang sebuah tulisan. Semua orang yang bisa membaca pasti akan mematuhi. (Ingat tulisan di taman publik aja, "dilarang menginjak rumput taman", banyak yang langgar? saya kira hanya anak2, buta huruf dan orang gila saja yang melanggar.) Hal kedua, jika dengan tulisan masih tidak di hiraukan maka silahkan panitia menegur atau memberi peringatan, dimana mengacu pada tulisan tadi. Hal ketiga, jika teguran masih tidak dihiraukan maka panitia bisa mengamankan partisipan tersebut. Kenapa saya menekankan aturan secara tertulis adalah hal yang utama, karena aturan tersebut dapat membuat posisi panitia lebih kuat dalam menerapkan aturan.

Ketiga, bagian keamanan adalah panitia yang memelihara kenyamanan, ketertiban dan keamanan selama kegiatan berlangsung. Jika partisipan merasa tidak nyaman, tertib dan aman selama kegiatan, itu berarti bagian keamanan belum optimal melaksanakan tugasnya. Satu hal yang saya ingin sampaikan, bahwa aturan tentang “kehilangan adalah tanggungjawab pemilik, panitia tidak bertanggungjawab” adalah semata-mata agar pemilik berhati-hati. Adalah hal yang sangat bodoh jika panitia lepas tangan terhadap segala bentuk kehilangan hanya karena aturan tersebut. Bagian keamanan lah yang bertanggungjawab memperhatikan dan mengamankan barang apapun milik partisipan. Serta mengatur agar pemilik tidak lupa dengan barangnya dan mengkondisikan agar kehilangan tidak terjadi.

Barangkali itu kritik dan saran dari saya bagi semua panitia terutama bagian keamanan yang ingin menerapkan aturan dengan tepat dan efisien, jika ada tambahan silahkan ditambahkan, demi kebaikan dan kemajuan kita bersama.
Hidup Cosplay Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar